ABSTRAK
Keahlian seorang antropolog biologi dapat diterapkan pada investigasi kematian secara medis dan hukum. Di antara para spesialis yang memeriksa tubuh manusia dalam konteks forensik, antropolog biologi memiliki keterampilan unik untuk memperoleh informasi dari bahan fisik yang sangat langka. Mengingat tingginya tingkat keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan, spesialisasi forensik dalam antropologi biologi memerlukan pendidikan dan pelatihan yang lebih panjang, khususnya yang berkaitan dengan interpretasi trauma rangka, identifikasi ilmiah, dan metode pemulihan. Selain memberikan panduan bagi peserta pelatihan dan pendidik, standar yang diterbitkan melegitimasi spesialisasi dan memfasilitasi evaluasi keahlian antropologi forensik oleh para profesional sejawat (misalnya, ahli patologi forensik, penegak hukum, dan hakim). Sebagai disiplin ilmu yang masih muda, antropologi forensik baru diakui sebagai spesialisasi oleh American Academy of Forensic Sciences pada tahun 1972. Selama 50 tahun terakhir, antropolog forensik telah berupaya untuk memprofesionalkan disiplin ilmu tersebut, termasuk standarisasi persyaratan pendidikan dan pelatihan. Mencapai konsensus mengenai standar-standar ini telah, dan akan terus menjadi, proses yang dinamis seiring dengan peningkatan teknologi dan penelitian yang meningkatkan praktik. Naskah ini menyajikan keadaan terkini disiplin ilmu ini dan berbagai cara praktisi antropologi forensik telah dididik dan dilatih. Kami berpendapat bahwa ada konsensus mengenai persyaratan pendidikan dan pelatihan minimum untuk seorang antropolog forensik, khususnya berkenaan dengan keterampilan analitis. Akan tetapi, wacana seputar profesionalisme dan pertumbuhan pribadi kurang kuat. Dalam posisi yang membutuhkan komunikasi dan kolaborasi antardisiplin yang intensif, kurangnya perhatian terhadap pelatihan dalam profesionalisme secara umum merupakan kesenjangan yang serius; oleh karena itu, kami mengusulkan beasiswa pascadoktoral yang mendalam dan pelatihan serupa lainnya dalam lingkungan Pemeriksa Medis/Koroner untuk memperoleh keahlian dalam spesialisasi ini. Supervisi terhadap antropolog forensik senior diperlukan tidak hanya untuk mengasah keterampilan analitis dan memperoleh pengalaman melalui paparan terhadap berbagai kasus, tetapi juga untuk mengajarkan profesionalisme. Seiring berjalannya waktu, kami berharap bahwa model ini akan meningkatkan nilai keahlian antropologi forensik dan, sebagai perluasan, integrasinya di kantor Pemeriksa Medis di masa mendatang. Dengan demikian, Beasiswa Pascadoktoral Antropologi Forensik diperkenalkan di sini sebagai model untuk pelatihan tingkat lanjut dalam antropologi forensik.
Standarisasi Pelatihan Lanjutan dalam Antropologi Forensik: Menentukan Jalur yang Jelas untuk Mencapai Spesialisasi Forensik dalam Antropologi Biologi
