Abstrak
Nyamuk Aedes aegypti (L.) (Diptera: Culicidae) merupakan vektor penyakit yang penting secara global, seperti demam berdarah, chikungunya, dan Zika. Meningkatnya perluasan geografis spesies ini, serta resistensinya terhadap insektisida kimia, telah mendorong pencarian alternatif untuk mengurangi populasinya. Teknik serangga steril (SIT) merupakan teknik yang menjanjikan yang diterapkan untuk mengatur populasi vektor nyamuk melalui pelepasan jantan steril. Penggunaan entomopatogen merupakan teknik lain yang menjanjikan untuk pengendalian vektor. Dalam penelitian ini, kami mengevaluasi kapasitas jantan Ae. aegypti yang diradiasi untuk mengangkut spora jamur entomopatogen Beauveria bassiana (Bals.-Criv.) Vuill. (Ascomycota) dan Metarhizium anisopliae (Metchn.) Sorokin (Ascomycota) dan menginfeksi betina sejenis. Hasil kami menunjukkan bahwa Ae. aegypti jantan mampu mengangkut dan menularkan infeksi dari kedua entomopatogen ke betina sejenis. Waktu untuk menemukan betina lebih bervariasi untuk jantan yang diradiasi, tetapi secara keseluruhan serupa dengan jantan yang tidak diradiasi, dan tidak bergantung pada status infeksi jamur. Dengan demikian, iradiasi tampaknya tidak memengaruhi kapasitas jantan untuk menularkan infeksi jamur ke betina sejenis. Kombinasi kedua strategi pengendalian, entomopatogen dan SIT, menjanjikan untuk pengendalian nyamuk pembawa penyakit, tetapi penelitian lebih lanjut tentang daya saing seksual jantan, di lapangan selain di laboratorium, masih diperlukan.
PERNYATAAN KONFLIK KEPENTINGAN
Penulis menyatakan bahwa mereka tidak memiliki sumber potensial konflik kepentingan
