Keanekaragaman hayati biota tanah dan tumbuhan menstabilkan multifungsi ekosistem dengan meningkatnya jumlah faktor perubahan global
Abstrak
Peningkatan jumlah faktor perubahan global (GCF) sangat memengaruhi keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem. Akan tetapi, mekanisme spesifik yang digunakan keanekaragaman hayati, terutama keanekaragaman hayati tanah, untuk menstabilkan multifungsi ekosistem di bawah GCF yang berkembang pesat masih belum jelas.
Di sini, kami menerapkan pendekatan multifaset yang melibatkan berbagai GCF (penambahan nitrogen, penambahan fosfor, dan pengasaman tanah) di padang rumput Mongolia Dalam untuk menjelaskan dampak keanekaragaman spesies, komposisi komunitas, dan asinkronitas temporal dalam biota tanaman dan tanah pada stabilitas multifungsi.
Temuan kami menunjukkan bahwa dengan meningkatnya jumlah GCF, keanekaragaman hayati tanaman dan tanah, multifungsi ekosistem, dan stabilitas multifungsi secara umum menurun. Efek negatif GCF pada stabilitas multifungsi terutama dikaitkan dengan asinkronitas komunitas nematoda tanah dan tanaman, sedangkan efek negatif pada multifungsi ekosistem terutama dikaitkan dengan komposisi komunitas jamur tanah. Selain itu, pengaruh tidak langsung dari keanekaragaman hayati dalam tanaman dan biota tanah pada multifungsi dan stabilitasnya terwujud melalui efeknya pada komposisi komunitas atau asinkronitas.
Sintesis. Hasil kami memberikan bukti empiris baru bahwa keanekaragaman hayati tanah setidaknya sama pentingnya dengan keanekaragaman hayati tanaman dalam menentukan multifungsi dan stabilitas multifungsi di bawah berbagai GCF. Temuan ini menyoroti pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati tanah dan mengintegrasikannya ke dalam upaya konservasi untuk menjaga stabilitas ekosistem dalam menghadapi peningkatan GCF.