ABSTRAK
Aktivitas manusia semakin mengganggu keanekaragaman hayati dan ekosistem jauh melampaui area terdekatnya. Ketika aktivitas manusia meningkat di permukaan Bumi, gangguan di luar lokasi ini mengancam keanekaragaman hayati pada skala regional dan global. Meskipun signifikan, dampak ekologi di luar lokasi masih kurang dipahami, sering kali disalahartikan dengan fenomena terkait (misalnya, efek tepi) dan dikecualikan dari kerangka evaluasi. Studi ini mengklarifikasi definisi dampak ekologi di luar lokasi, memeriksa mekanismenya (sumber, jalur, dan pendorong), dan membahas intensifikasinya di bawah perubahan global. Kami (1) mengklarifikasi dampak ekologi di luar lokasi dari fenomena di luar lokasi lainnya, seperti dampak sekunder, tidak langsung, dan persaingan; (2) mengidentifikasi pendorong utama, termasuk pertambangan, urbanisasi, jaringan jalan, pertanian, dan teknologi yang muncul (misalnya, infrastruktur energi terbarukan), dan menjelaskan bagaimana mereka berkontribusi pada dampak ekologi di luar lokasi; (3) menganalisis mekanisme penyebaran gangguan, seperti polutan (misalnya, logam berat dan mikroplastik) yang diangkut melalui udara, tanah, air, dan vektor biologis atau antropogenik; dan (4) menyoroti tantangan dalam mengidentifikasi dan mengurangi dampak di luar lokasi, menekankan bagaimana perubahan lingkungan global mempersulit prediksi dan menghambat solusi yang efektif. Mengatasi tantangan ini memerlukan pemantauan spasial yang lebih baik, pemodelan prediktif, dan strategi konservasi yang inovatif. Kerangka kerja ini memajukan pemahaman tentang dampak ekologi di luar lokasi pada Antroposen, membantu menyeimbangkan pembangunan manusia dengan konservasi keanekaragaman hayati dan mendukung Tujuan Keanekaragaman Hayati PBB.
Dampak Ekologis di Luar Lokasi pada Era Antroposen: Definisi, Mekanisme, dan Tantangan
